Bentuk-bentuk sistem kerja sama antara pemilik proyek dengan pelaksana proyek/kontraktor pada umumnya telah di klasifikasikan menjadi 4 jenis model sistem hubungan kerja yaitu, sistem borong full, sistem borong upah kerja, dan sistem kerja harian plus komisi.
Sistem Borong Full –Bisa di sebut juga sistem borong kontraktor dimana dalam metode ini menerapkan sistem borongan total berdasarkan harga satuan dari setiap item yang kerjakan dan sudah termasuk bahan serta ongkos pasang. Sistem borongan ini adalah yang paling sering dipakai dalam pekerjaan kontraktor karena lebih ringkas dan pembayarannya bisa dengan cara opname (pencapaian presentase pekerjaan).
Besarnya nilai kontrak tergantung pada kualitas bahan yang dipasang serta cara pemasangannya. Semakin tinggi kualitas bahan yang dikerjakan maka akan semakin mahal juga harga persatuannya. Harga satuan biasanya juga berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Sistem Borong Upah Kerja – Pada sistem borongan upah kerja adalah sistem pembayaran kepada pekerja yang dilakukan atas dasar hasil dari pekerjaan yang sudah dilakukan, sedangkan untuk bahan atau material serta peralatan yang akan di gunakan adalah pemilik yang harus menyiapkan. Sebelum menentukan pilihan bentuk sistem borongan, hendaknya dipertimbangkan dahulu waktu yang diperlukan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan dan penggunaan bahan material yang disesuaikan dengan model dan desain rumah yang di harapkan, sehingga apa yang menjadi keinginan pemilik bisa di aplikasikan sesuai pesanan.
Sistem Keja Upah Harian – Sistem harian sebaiknya dilakukan jika pemilik rumah mempunyai waktu yang cukup untuk mengawasi pekerjaan secara langsung di lokasi proyek. Selain itu pemilik bangunan harus menyiapkan material secara kontinyu agar pekerja tidak mengganggur hanya karena keterlambatan bahan kerja. Kemudian pemilik rumah harus bisa memilih seorang pengawas yang bisa dipercaya untuk mampu mengontrol jalannya pekerjaan dengan optimal.
Kerja Komisi Kontraktor – Sistem komisi adalah sistem kerja kontraktor yang dihitung atau mendapat hasil dari nilai prosentase seluruh pekerjaan. Kontraktor akan mendapat hasil sekian persen dari nilai total anggaran pekerjaan yang berhasil terselesaikan. Besarnya prosentase yang diterima biasanya tergantung kesepakatan antara pemilik prouek dan kontraktor. Sistem komisi cenderung lebih transparant karena kontraktor melakukan laporan detail tentang besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh pemiliki proyek secara berkala.